Setelah seorang pengusaha mengerti mengenai “aturan main” bisnis yang akan dimasukinya dari mempelajari business profile nya, maka pengusaha itu akan bisa mengambil keputusan apakah jenis bisnis yang akan dimasukinya itu cocok dengan karakter bisnis yang dia inginkan.

Selanjutnya adalah dia akan memasuki bisnis tersebut. Dalam hal ini kita akan membahas apabila bisnis yang akan dimasuki itu adalah bisnis klinik gigi. Ada dua cara seseorang untuk memasuki bisnis klinik gigi. Cara pertama adalah membangun klinik gigi dari nol. Jadi pengusaha ini akan mengurus semua perijinan yang diperlukan, dia akan mencari lokasi tempat kliniknya akan dibuka, dia akan merekrut para dokter, perawat serta staf pendukung klinik dan dia juga akan melakukan pengadaan peralatan unit serta tools praktek gigi.

Cara kedua adalah dengan melakukan akuisisi/pembelian klinik gigi yang sudah berjalan. Keuntungan melakukan akuisisi adalah pengusaha tidak banyak PR (pekerjaan rumah) lagi, karena kliniknya sudah ada, dokter yang praktek sudah ada, unit dan peralatan sudah ada. Pengusaha ini hanya tinggal melanjutkan pengelolaan operasional klinik gigi.

Artikel terkait : Business Profile

Untuk cara yang pertama, yaitu membangun klinik dari nol, maka untuk menghindari kerugian karena sepinya klinik gigi yang baru didirikan, maka pengusaha tersebut harus melakukan feasibility study (studi kelayakan). Maksud dari dilakukannya feasibility study (FS) adalah untuk mengukur apakah fakta yang didapat dari hasil FS ini cocok dengan bisnis klinik gigi yang dibayangkan sebelumnya oleh si pengusaha.

 

 

Misalkan, klinik direncanakan akan dibuat di sebuah lokasi di pinggir jalan. Dari hasil FS diketahui bahwa daya beli masyarakat sekitar dan prospek pasien yang lewat di jalan depan klinik adalah maksimal 500 ribu untuk pelayanan. Dengan tipe unit yang tidak terlalu mahal dan tampilan interior yang juga tidak diperlukan yang terlalu lux. Maka diperkirakan dengan prospek pasien perbulan di angka tertentu, maka akan didapat waktu break even point (BEP) atau titik impas kembalinya modal usaha adalah setelah 5 tahun. Maka si pengusaha kembali apakah akan menganggap profil usaha di lokasi tersebut sudah cocok dengan bisnis yang dia inginkan. Apabila pengusaha nyaman dengan BEP diatas 5 tahun, maka bisnis ini feasible untuk dia. Namun apabila si pengusaha biasa mengelola bisnis-bisnis nya yang lain maksimal BEP nya dibawah 3 tahun, maka klinik di lokasi ini tidak layak untuk dia kelola.

 

Training terkait : Dental Clinic Business Plan Workshop

 

 

Training terkait : Dental Clinic Business Startup

 

Lalu bagaimana jalan keluarnya? Apabila si pengusaha memang sudah jatuh cinta dengan bisnis klinik gigi, dan tetap akan membuka klinik gigi, maka dia bisa memindahkan lokasi tempat klinik giginya akan dibangun. Dan tentunya dia harus melakukan FS lagi untuk lokasi baru tempat klinik akan dibangun. Hal ini terus dilakukan sampai dia mendapatkan profil klinik yang sesuai dengan keinginan dia. Misalkan untuk mendapatkan titik BEP 3 tahun, mungkin didapatkan lokasi klinik di lokasi yang kemungkinan orang mampirnya lebih banyak, misalkan di dalam mall atau di dekat mall. Karena pasien-pasien potensial cukup parkir di mall, mereka bisa langsung mengunjungi klinik.

 

Artikel terkait : Business Plan Klinik Gigi

 

Repotkah selalu membuat FS sampai didapatkan lokasi yang sesuai?

Mestinya tidak. Karena dengan melakukan FS terlebih dahulu, pengusaha akan bisa mendapatkan lokasi yang cocok buat klinik giginya yang sesuai dengan profil bisnis yang dia inginkan (BEP atau tingkat keuntungan). Bisa dibayangkan tanpa melakukan FS terlebih dahulu, si pengusaha langsung membuat klinik dilokasi awal, maka setelah 3 tahun klinik yang dia buat belum mencapai BEP. Mungkin akan berimbas ke perhitungan keuangan yang sebelumnya dia proyeksikan. Lebih parah lagi kalau hal ini membuat kerugian secara finansial dan waktu. Maka untuk menghindari ini semua, sebaiknya sebelum membuka klinik, kita membuat FS terlebih dahulu.

Comments powered by CComment