Ancaman dalam bisnis klinik gigi adalah seperti ancaman pada bisnis-bisnis lainnya. Ancaman bisa dari internal maupun juga ancaman dari eksternal klinik gigi. Definisi ancaman disini adalah segala sesuatu yang akan atau berpotensi mengurangi keuntungan kinik gigi, atau bahkan membuat rugi klinik gigi. Karyawan yang tidak cekatan, karyawan yang tidak loyal, sejawat dokter gigi yang melakukan “moonlighting” dengan mengarahkan pasien dari klinik kita ke klinik tempat dia praktek lainnya, karyawan pengadaan yang tidak jujur, semua merupakan ancaman dari internal klinik.

Inti dari melakukan analisa SWOT adalah untuk secara seksama mempelajari hal-hal yang menyangkut bisnis klinik gigi kita, baik itu kelebihan, kekurangan, peluang, maupun ancaman. Dalam hal menganalisa ancaman yang mungkin bagi bisnis klinik gigi kita, kita juga terbuka untuk berdiskusi dengan internal (karyawan, perawat, dokter gigi). Selain itu juga berdiskusi dengan eksternal (pasien, supplier, tetangga). Terkadang hal-hal kecil yang tidak kita perhatikan, justru menjadi ancaman yang berarti bagi klinik gigi kita.

Artikel terkait : Analisa SWOT pada Klinik Gigi (2) : Weakness

Sebagai contoh, sebuah klinik gigi yang dikelola oleh pengelola yang sudah melek teknologi, dia memasarkan klinik giginya lewat fasilitas internet (website dan media sosial). Lewat fasilitas tersebut, maka gaung klinik gigi bisa melebar sampai radius yang besar. Pada website juga ada fasilitas daftar online maupun nomor telepon guna daftar melalui telepon. Namun, kecanggihan ini tidak diimbangi dengan kapasitas karyawan kita yang bertugas “menyambut” pendaftaran tersebut. Karyawan ini tidak standby dalam merespon calon pasien yang mendaftar secara online. Sampai berhari-hari tidak ada respon kepada calon pasien ini. Sehingga calon pasien ini berpindah ke klinik gigi lain yang lebih respon. Hal seperti ini juga termasuk kategori ancaman bagi klinik gigi kita yang berasal dari internal.

 

 

Ada juga ancaman yang berasal dari eksternal, dan ancaman eksternal ini juga banyak. Bisa ancaman yang berasal dari vendor yang mempunyai aturan bayar tempo maksimal dari 6 bulan menjadi 2 bulan saja. Bisa juga berupa “eksodusnya” pasien kita ke klinik gigi lain yang baru dibuka karena mempunyai tarif yang lebih murah dari klinik gigi kita. Bisa juga berupa adanya pelebaran jalan di depan klinik gigi kita, yang menyebabkan tidak adanya lahan parkir untuk pasien-pasien klinik gigi kita.

Artikel terkait : Analisa SWOT pada Klinik Gigi (1) : Strength

Setelah semua ancaman-ancaman diidentifikasi, maka tugas pengelola klinik gigi adalah mencari jalan keluarnya. Dalam bisnis, tidak ada masalah bisnis yang tidak bisa dipecahkan, yang membuat tidak bisa dipecahkan adalah adanya resistensi dari kita pemilik atau pengelola klinik untuk menempuh pemecahannya. Misalkan contoh masalah eksodusnya pasien kita ke klinik dengan tarif yang lebih murah. Mestinya dengan perhitungan penentuan tarif yang benar, kita bisa mengetahui unit cost masing-masing layanan, sehingga kalaupun kita mau bersaing dengan menurunkan tarif, kita mempunyai patokan batas penurunannya. Hal ini berbeda kalau kita tidak punya unit cost masing-masing layanan, maka kita akan ragu-ragu menurunkan tarif kita, karena tidak yakin apakah masih untung atau tidak dengan menurunkan tarif sampai besaran tertentu.

 

 

Contoh lainnya, klinik kita yang terancam sepi karena ada pelebaran jalan di depan klinik yang menyebabkan tidak adanya lahan parkir untuk pasien. Disini dilihat keberanian pengelola klinik gigi untuk mengeksekusi penyelesaiannya. Dia bisa membuat layanan tambahan valet parking buat pasien-pasiennya, atau pindah lokasi klinik yang tidak terlalu jauh, sehingga masih dalam jangkauan pasien-pasien eksisting, namun mempunyai lahan parkir yang memadai. Ketidak mampuan pengelola klinik gigi untuk mengeksekusi pemecahan dari ancaman-ancaman ini, membuat ancaman ini seolah tidak ada jalan keluarnya.

Artikel terkait : Analisa SWOT pada Klinik Gigi (4) : Threat

Comments powered by CComment