Pengelolaan keuangan di bisnis klinik gigi kelihatan sebagai kegiatan yang sepele dan seringkali bukan menjadi sebuah kegiatan yang diperhitungkan oleh para pemilik dan pengelola klinik gigi. Para pemilik klinik gigi lebih tertarik untuk memikirkan dan mendiskusikan bagaimana caranya mendatangkan pasien lebih banyak dengan strategi-strategi marketing online maupun offline. Padahal tanpa pengelolaan keuangan yang baik, maka strategi-strategi bisnis tidak akan bisa dilaksanakan, karena hampir semua strategi bisnis membutuhkan biaya. Kalaupun dipaksakan, tanpa perencanaan pengelolaan keuangan yang baik, bisa saja sebuah klinik gigi menjalankan strategi-strategi bisnisnya dengan biaya langsung dari kantong pemiliknya, dan ini yang sering terjadi.
Perlukah pengelolaan keuangan di klinik gigi?
Untuk klinik gigi yang dikelola sendiri oleh dokter praktek dan merangkap owner, mungkin belum terpikir untuk mengelola keuangan dengan pengelolaan yang benar. Karena biasanya pemasukan klinik itu menjadi satu dengan keuangan pribadi. Pemasukan hari itu menjadi pendapatan si dokter. Apabila akhir bulan akan membayar gaji pegawai, membayar listrik atau membayar sewa tempat, maka si dokter akan merogoh koceknya sendiri. Begitu pula apabila ada peralatan yang mesti dibeli atau diperbaiki, dokter ini juga mesti merogoh koceknya sendiri. Dengan pengelolaan keuangan seperti ini, amat sulit untuk menentukan berapa besar keuntungan yang diperoleh pada akhir bulan.
Artikel terkait : Wajarkah overhead bisnis klinik gigi kita?
Namun seiring dengan perkembangan, apabila dokter tersebut akan mengembangkan klinik gigi ke lokasi yang lebih besar, mungkin juga akan menambah beberapa unit dental chair, juga akan menambah beberapa dokter praktek dengan pembagian fee yang berbeda-beda, juga akan bertambah juga jumlah belanja bahan habis pakai, juga akan ada peralatan yang semakin banyak dengan jadwal maintenance yang juga berbeda-beda, maka saat itu diperlukan cara pengelolaan keuangan yang rapi.
Bagaimana mengelola keuangan klinik gigi yang benar?
Pada dasarnya pengelolaan keuangan di klinik gigi adalah memastikan semua pengeluaran bisa dibayar sesuai jadwalnya. Terkadang kesulitan keuangan di sebuah klinik gigi bukan disababkan uangnya tidak ada, tetapi waktu (timing) pengeluarannya yang tidak tepat dengan pemasukannya. Misalkan pada tanggal 25 setiap bulan akan dibayarkan gaji pegawai. Ada perusahaan yang bekerjasama dengan klinik untuk memeriksakan semua karyawannya ke klinik tersebut, dan pembayarannya dilakukan setiap bulan pada tanggal 28. Maka ini adalah contoh kasus jadwal penerimaan dan pembayaran yang tidak tepat. Dan masih banyak lagi jadwal-jadwal penerimaan dan pembayaran dengan tanggal yang berbeda-beda setiap bulannya. Maka tanpa ada perencanaan pengelolaan keuangan klinik gigi yang baik, pemilik klinik gigi atau pengelola klinik gigi akan pusing setiap saat ada jadwal pembayaran yang jatuh tempo.
Artikel terkait : Action Plan pada Klinik Gigi
Dengan menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan klinik gigi yang benar, maka masalah-masalah kepusingan yang dialami oleh pemilik klinik gigi atau pengelola klinik gigi akan bisa diatasi. Misalkan dengan memetakan semua jadwal penerimaan dan semua jadwal pembayaran dalam sebuah tabel yang dinamakan cashflow. Dengan menggunakan cashflow, maka bisa diketahui kapan uang cash klinik gigi akan defisit, dan kapan akan surplus. Keadaan defisit ini bisa diatasi dengan beberapa strategi, misalnya dengan memundurkan jadwal pembayaran kepada vendor. Dengan mengetahui tanggal kapan ada pemasukan, maka pengelola klinik bisa mengusulkan tanggal pembayaran kepada para vendor, sehingga keadaan defisit bisa diatasi.
Comments powered by CComment