Tarif merupakan sebuah hal yang sangat vital pada sebuah bisnis klinik gigi, karena tarif itu merupakan satu-satunya sumber pendapatan yang didapat oleh klinik gigi atas pembayaran jasa yang diberikan oleh dokter gigi di klinik gigi kepada pasiennya. Kesalahan menentukan tarif berakibat tidak seimbangnya antara biaya yang dikeluarkan oleh klinik gigi untuk menyelenggarakan sebuah layanan kepada pasien, dengan pemasukan klinik dari pasien atas pembayaran jasa layanan yg diterima pasien dari klinik gigi.

 

Unit Cost Per Layanan

Untuk memberikan sebuah layanan kepada pasien, sebuah klinik gigi harus mengeluarkan biaya untuk sederet item-item pengeluaran, diantaranya biaya bahan, alat, fee dokter dan lainnya, yang biasa disebut dengan unit cost. Dengan mengetahui unit cost, ini maka owner dapat menentukan berapa besar profit yang akan dia ambil dari layanan-layanan yang ada. Dengan menambahkan besaran unit cost dengan profit yang direncanakan, maka akan keluar sebuah angka tarif.

 

Artikel terkait : Mengukur Keberhasilan Program Diskon pada Klinik Gigi

 

Tarif klinik gigi yang ditetapkan tanpa menghitung unit cost, beresiko berada di bawah angka unit cost. Apabila tarif berada di bawah angka unit cost, artinya klinik tidak punya keuntungan pada layanan tersebut, bahkan harus nombok. Karena itu penting sekali bagi owner klinik gigi untuk mengetahui unit cost pada setiap layanan yang ada pada klinik giginya.

 

Training terkait : Menghitung Tarif Klinik Gigi

 

Membuat Program Diskon yang Tidak Terukur

Banyak sekali klinik gigi yang memberikan program diskon hanya bertujuan agar pasiennya tambah ramai. Program ini beresiko malah merugikan klinik gigi ketika harga diskon ini berada dibawah angka unit cost layanan yang diberi diskon. Semakin banyak pasien yang mendapatkan diskon, maka semakin besar juga kerugian yang dialami oleh klinik gigi tersebut.

 

 

Training terkait : Dental Clinic Operation Management Workshop

 

Program diskon yang berhasil adalah diukur dari pertambahan profit klinik dari sebelum program diskon dengan setelah diadakannya program diskon, bukan hanya semata dari pertambahan pasien. Misalkan sebuah klinik gigi mempunyai tarif untuk layanan scaling adalah 300 ribu. Besarnya unit cost untuk layanan scaling ini misalnya adalah 200 ribu, yg sudah termasuk biaya alat, bahan dan fee dokter. Namun dengan ketidaktahuan owner akan angka unit cost ini, maka owner menetapkan diskon tarif scaling 50%, sehingga menjadi 150 ribu per orang. Untuk meningkatkan jumlah pasien, maka program ini dibundle dengan “beli satu dapat dua”, yaitu diskon hanya diberikan kepada pasien yang datang berdua untuk layanan scaling.

 

Artikel terkait : Menentukan tarif klinik gigi

 

Dengan keadaan ini, maka klinik gigi mengeluarkan dua unit cost untuk dibayar dengan tarif satu orang. Yang artinya, untuk melayani dua pasien scaling, klinik gigi harus mengeluarkan unit cost sebesar 400 ribu untuk kemudian dibayar dengan paket diskon untuk dua orang, yaitu 300 ribu. Dari sini bisa dilihat klinik gigi akan mendapat dua kerugian. Kerugian pertama adalah klinik gigi harus menombok unit cost yang seharusnya dibayar 2 kali 200 ribu, menjadi 400 ribu, tetapi hanya dibayar 300 ribu. Ini menyebabkan klinik merugi 100 ribu. Kerugian kedua adalah, karena potensi profit untuk satu pasien scaling adalah 100 ribu, maka protensi profit untuk 2 pasien adalah 200 ribu.

 

Artikel terkait : Pegawai Keuangan pada Klinik Gigi

 

Apabila ditotal, maka kerugian klinik gigi dalam mengadakan program diskon ini adalah kerigian akibat nombok unit cost sebesar 100 ribu ditambah kehilangan potensial profit sebesar 200 ribu, sehingga untuk setiap paket diskon ini, klinik gigi merugi sebesar 300 ribu.

 

 

Apa akibatnya kalau ada 10 paket diskon yg terjual? Maka klinik gigi akan merugi 10 kali 300 ribu, yaitu 3 juta. Dan berapa besar kerugian apabila ada 100 paket diskon yang terjual? Maka akan ada kerugian 30 jt.

 

Kalau sudah begini, semakin banyak pasien karena program diskon itu menguntungkan ataukah merugikan klinik gigi?

Comments powered by CComment